Kamis, 09 Januari 2014

EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR (PM)

1.  Konsep Dasar Terjadinya Penyakit

Suatu penyakit timbul akibat dari beroprasinya berbagai faktor baik dari agen, induk semang atau lingkungan. Pendapat ini tergambar di dalam istilah yang dikenal luas dewasa ini, yaitu penyebab majemuk(multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation). Didalam usaha para ahli untuk mengumpulkan pengetahuan mengenai timbulnya penyakit , mereka telah membuat model-model timbulnya penyakit dan atas dasar model-model tersebut dilakukanalah exsperimen terkendalai untuk menguji sampai dimana kebeneran dari model-model tersebut.
Tiga model yang dikenal dewasa ini ialah
1)    Segitiga epidemiologi (the epidemiologic triangle)
2)   Jaring-jaring sebab akibat (the web of causation)
3)   Roda (the wheel)

a.    Segitiga Epidemiologi


b.    Jaring-Jaring Sebab Akibat

Menurut model ini perubahan dari salah satu faktor akan mengubah keseimbangan antara mereka, yang berakibat bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.



Menurut model ini, suatu penyakit tidak tergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses ‘sebab dan akibat’.

c.    Roda

Model roda memerlukan identivikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak begitu menekankan pentingnya agent. Disini dipentingkan hubungan antar manusia dengan lingkungan hidupnya.

2.  Penyakit Menular

A.   Definisi
Yang dimaksud dengan penyakit menular lainnya adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya (hadirnya) agent atau penyebab penyakit yang dapat hidup dan dapat berpindah.
Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain ditentukan oleh tiga faktor berikut :
a.    Agent (penyebab penyakit)
b.    Host (induk semang)
c.    Route of transmission (jalannya penularan).

B.    Agent-Agent Infeksi (Etiologi/Penyebab Infeksi)

Makhluk hidup sebagai pemegang penting di dalam epidemiologi yang merupakan  Etiologi atau penyebab penyakit dapat di kelompokan menjadi:
a.    Golongan Virus, misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya.
b.    Golongan Riketsia, misalnya tifus.
c.    Golongan Bakteri, misalnya disentri.
d.    Golongan Protozoa, misalnya malaria, filaria, schistosoma, dan sebagainya.
e.    Golongan Jamur, misalnya panu, kurap, dan sebagainya.
f.    Golongan Cacing, misalnya  cacing perut seperti ascaris (cacing gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang dan sebagainya.

Supaya agent atau penyebab penyakit menular ini tetap hidup (survive) maka perlu persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a.    Berkembang biak.
b.    Bergerak atau berpindah dari induk semang.
c.    Mencapai induk semang baru.
d.    Menginfeksi induk semang baru tersebut

C.    Reservoar

Istilah reservoar diartikan sebagai berikut :

1.     Habitat dimana bibit penyakit tersebut hidup dan berkembang
2. Survival, dimana bibit penyakit tersebut sangat tergantung pada habitat sehingga ia dapat tetap hidup.

a.    Reservoar di dalam manusia

   Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar didalam tubuh manusia diantara lain : campak (measles), cacar air (small pox), tifus (tifoid), miningitis, gonorithoea, dan sifilis.

Carrier
Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit di dalam tubuhnya tanpa menunjukan adanya gejala penyakit, tetapi orang tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain. Convalescant Carriers adalah orang yang masih mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit.

Carriers adalah sangat penting dalam epidemiologi penyakit-penyakit polio, tifoid, meningococal meningitis dan amoebiasis. Hal ini di sebabkan karena :

a.    Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak daripada orang yang sakitnya sendiri).
b.    Carriers maupun orang yang ditulari sama sekakli tidak tahu bahwa mereka menderita/kena penyakit.
c.  Carriers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari.
d.    Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relatif lama.
b.    Reservoar pada binatang

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada binatang umumnya adalah penyakit zoonesis. Zoonesis adalah penyakit pada binatang vertebrata yang dapat menular pada manusia. Penularan-penularan pada buinatang ini melalui berbagai cara, yakni
1.     Orang yang makan daging binatang yang menderita penyakit misalnya, cacing pita.
2.    Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pees melalui pinjal tikus, malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk.
3.    Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang, misalnya rabies.

Benda-benda mati sebagai reservoar          
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoar pada benda-benda mati pada dasarnya adalah saprofit hidup dalam tanah. Contoh clostra dium tetani penyebab tetanus, c. Otulinum penyebab keracunan makanan, dan sebagainya.

3. Sumber infeksi dan penyebaran penyakit

Yang dimaksud sumber infeksi adalah semua benda, termasuk orang atau binatang yang dapat melewatkan/menyebabkan penyakit pada orang.
Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agent/penyebab penyakit tersebut ditularkan dari orang keorang lain, atau dari reservoar kepada induk semang baru. Penularan ini melalui berbagai cara antara lain:
a.    Kontak (contact)
Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi. 
b.    Pernapasan (inhalation)
Yaitu penularan melalui udara/pernapasan. Penyakit yang ditularkan udara ini sering disebut ‘air birne infection’ (penyakit yang ditularkan melalui udara.
c.    Infeksi
Penularan melalui tangan makanan atau minuman.
d.    Penetrasi pada kulit
Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus.
e.    Infeksi melalui placenta
Yakni infeksi yang diperoleh melalui placenta dari ibu penderita penyakit pada waktu mengandung, misalnya sifilis dan toxoplasmosis

4.    Faktor induk semang (host)

Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan oleh faktor-faktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan kata lain penyakit-penyakit dapat terjadi padavseseorang tergantung/ditentukan oleh kekebalan/ resistensi orang yang bersangkutan.

5.    Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

Untuk pencegahan dan penanggulangan ini ada 3 pendekatan atau cara yang dapat dilakukan:

a)    Eliminasi reservoar (sumber penyakit)

Eliminasi reservoar manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan:
1.   Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat yang khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.
2. Karantina, adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya bersama-sama pada penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk itu. Misalnya karantina untuk penderita kusta.

b)   Memutus mata rantai penularan

Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan merupakan usaha yang penting untuk memutuskan hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.

c)    Melindungi Orang-Orang (kelompok) yang rentan

Bayi dan anak balita merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu perlindungn khusus (specific protection)
Dengan imunisasi, baik imunisasi aktif maupun imunisasi pasif.

          

2 komentar: